Langsung ke konten utama

Mari Baca ...

Makalah M. Djohandra (11/09/2021) ~ Metode Kitab Sunan Ad-Dāraquthniy

Biografi Penulis Kitab Sejarah Hidup Imam Ad-Dāraquthniy bernama Abū Al-Hasan ‘Ali bin ‘Umar bin Ahmad bin Mahdiy bin Mas'ūd bin An-Nu'mān bin Dīnār bin ‘Abdillāh Al-Baghdādiy, seorang ahli qiraat, al-hāfidzh, dan Amīr Al-Mukminīn fī Al-Hadīts. Beliau lahir di bulan Dzulqa'dah tahun 306 H di Baghdad, di sebuah mahallah (distrik/kampung) yang bernama Dār Al-Quthn. Mengenai keluarga beliau, penulis mendapati bahwa ayah beliau adalah ahli hadis dan ahli qiraat, lagi tsiqah.   Adz-Dzahabiy berkata mengenai Imam Ad-Dāraquthniy, “Beliau bagaikan lautan ilmu, termasuk kalangan ulama dunia, kepadanya berakhir hapalan dan pengetahuan ‘ilal hadis dan para rijalnya, bersamaan dengan keilmuan beliau dalam qiraat dan jalur-jalurnya, kuatnya pengetahuan fiqh, perbedaan pendapat, sejarah perang Nabi, sejarah manusia, dan lain-lain.” Beliau juga ahli dalam bahasa, nahwu, dan sastra.   Imam Ad-Dāraquthniy dalam hal aqidah mengikuti salaf ash-shālih. Hal ini tampak dari karya-karyanya...

Pakar Hadits Indonesia



Setidaknya Indonesia pernah melahirkan 3 pakar hadits. Mereka ialah:

1. A. Hassan Bandung
(biografinya tertera jelas di Al-A'lam karya Az-Zirikli dan Natsr Al-Jawahir wa Ad-Durar, dua kamus biografi berbahasa Arab). Kepakarannya itu, antara lain, dibuktikannya dengan menulis sejumlah karya dalam bidang hadits, seperti mustalah hadits, syarah Bulughul Maram, dan dalam fatwa-fatwanya pun tergambar jelas bagaimana kepakarannya dalam jarh wa ta'dil.

2. KH Moenawar Khalil
Seorang ulama besar negeri ini yang -diasumsikan- pernah ngaji kepada Syaikh Sulaiman bin Al-Shani' sewaktu keberadannya di Makkah dalam rangka belajar. Syaikh Sulaiman sendiri mempunyai pengajian hadits yang dikhususkan untuk orang-orang Jawa (dalam hal ini Indonesia). Kepiawian KH Moenawar Chalil terlihat dalam karya-karyanya, seperti Mukhtar Al-Ahadits; Himpunan Hadits-Hadits Pilihan (yang berhubungan fiqih). Dalam muqaddimah jilid pertama beliau menuturkan,
"Adapun jang kami sadjikan ini adalah bagian djilid pertama, jang hanja berisi Kitab Ath-Thaharah. Dengan ini dapatlah kiranja dibajangkan, bahwa kitab fiqih jang kami rentjanakan agak besar ini sampai selesainja -paling sedikit- akan mendjadi 15 jilid." Padahal jilid pertama saja memuat 720 hlm.

3. Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy.
Kedalamannya dalam menguasi bidang hadits tercermin dalam karya-karya tulisnya yang dilahirkannya. Sebutlah, misalnya syarah Al-Lukluk wa Al-Marjan yang berjudul "Mutiara Hadits" yang terdiri dari 6 jilid (edisi terbaru), Al-Ahkam An-Nabawiyyah yang terdiri dari 4 jilid besar, Mi'yar Al-Hadits, dsb.

Demikian. Semoga bermanfaat!
🖨Ditulis oleh Ustadz Mawardi Official
💻Dirapikan dan diketik ulang oleh Saya

Komentar