Langsung ke konten utama

Mari Baca ...

Makalah M. Djohandra (11/09/2021) ~ Metode Kitab Sunan Ad-Dāraquthniy

Biografi Penulis Kitab Sejarah Hidup Imam Ad-Dāraquthniy bernama Abū Al-Hasan ‘Ali bin ‘Umar bin Ahmad bin Mahdiy bin Mas'ūd bin An-Nu'mān bin Dīnār bin ‘Abdillāh Al-Baghdādiy, seorang ahli qiraat, al-hāfidzh, dan Amīr Al-Mukminīn fī Al-Hadīts. Beliau lahir di bulan Dzulqa'dah tahun 306 H di Baghdad, di sebuah mahallah (distrik/kampung) yang bernama Dār Al-Quthn. Mengenai keluarga beliau, penulis mendapati bahwa ayah beliau adalah ahli hadis dan ahli qiraat, lagi tsiqah.   Adz-Dzahabiy berkata mengenai Imam Ad-Dāraquthniy, “Beliau bagaikan lautan ilmu, termasuk kalangan ulama dunia, kepadanya berakhir hapalan dan pengetahuan ‘ilal hadis dan para rijalnya, bersamaan dengan keilmuan beliau dalam qiraat dan jalur-jalurnya, kuatnya pengetahuan fiqh, perbedaan pendapat, sejarah perang Nabi, sejarah manusia, dan lain-lain.” Beliau juga ahli dalam bahasa, nahwu, dan sastra.   Imam Ad-Dāraquthniy dalam hal aqidah mengikuti salaf ash-shālih. Hal ini tampak dari karya-karyanya...

Gunpowder Plot 1605

Percobaan Pembunuhan Raja Inggris dan Penghancuran Parlemen

Gunpowder Plot adalah suatu upaya peledakan gedung Parlemen Inggris untuk membunuh Raja James I beserta anggota parlemen pada 4 November 1605. Percobaan tersebut dipimpin oleh orang Katolik yang dipimpin oleh Robert Catesby.


Semua berawal ketika pada tahun 1533 Raja Henry VIII memutuskan untuk memisahkan Inggris dari Gereja Katolik Roma dan membentuk Church of England.

Pemerintahan Raja Henry VIII diteruskan oleh putrinya Elizabeth I yang ternyata sering sekali mempersekusi warga Katolik dan melarang untuk melakukan ibadah.

James I dari Skotlandia yang ibunya tewas di tangan Elizabeth I kemudian diangkat menjadi raja setelah sang ratu wafat. Hal ini menjadi angin segar bagi Kaum Katolik untuk menggalang simpati terhadap penindasan mereka.

Namun ternyata sikap raja yang baru tidak jauh berbeda dari pendahulunya. Bahkan ia mengusir seluruh pendeta Katolik dari tanah Inggris.


Hal ini membuat seseorang bernama Robert Cotesby dan teman-temannya merencakan sebuah aksi pembunuhan Raja James I dan peledakan Gedung Parlemen Inggris dan menghentikan penindasan terhadap masyarakat Katolik.

Upaya ini juga direncanakan agar dapat memicu pemberontakan lainnya terutama wilayah Midlands yang merupakan wilayah asal dari komplotan Catesby.

Rencana ini ditujukan untuk meledakkan Gedung Parlemen Inggris yang akan dihadiri oleh James I pada 5 Nov 1605. Catesby pun merekrut seseorang bernama Guy Fawkes, seseorang yang mahir menggunakan bahan peledak dan mulai menggali terowongan bawah tanah dari sebuah rumah menuju gedung parlemen yang jaraknya cukup dekat serta menaruh 36 tong yang berisi bubuk mesiu.


Namun rencana ini bocor dan diketahui oleh para bagian keamanan gedung yang berhasil menangkap Guy Fawkes yang membuat rencana Catesby hancur dan komplotannya menjadi buronan kerajaan.

Ternyata rencana ini bocor setelah Baron of Monteagle menerima surat peringatan untuk tidak hadir ke gedung parlemen pada saat peresmian.

Kemudian ia memberikan surat tersebut kepada mentri kerajaan yang memerintahkan penambahan bagian keamanan gedung serta meningkatkan pemeriksaan dan berhasil menemukan Guy Fawkes. 

Komplotan Catesby pun tertangkap dan didakwa atas pengkhianatan terhadap raja yang membuat mereka semua mendapatkan hukuman mati dan eksekusinya diadakan secara terbuka.

Hal ini membuat setiap tanggal 5 November di Inggris diperingati sebagai Hari Guy Fawkes / Guy Fawkes Night yang mengenang peristiwa Pemberontakan Gunpowder Plot.



Komentar