Langsung ke konten utama

Mari Baca ...

Makalah M. Djohandra (11/09/2021) ~ Metode Kitab Sunan Ad-Dāraquthniy

Biografi Penulis Kitab Sejarah Hidup Imam Ad-Dāraquthniy bernama Abū Al-Hasan ‘Ali bin ‘Umar bin Ahmad bin Mahdiy bin Mas'ūd bin An-Nu'mān bin Dīnār bin ‘Abdillāh Al-Baghdādiy, seorang ahli qiraat, al-hāfidzh, dan Amīr Al-Mukminīn fī Al-Hadīts. Beliau lahir di bulan Dzulqa'dah tahun 306 H di Baghdad, di sebuah mahallah (distrik/kampung) yang bernama Dār Al-Quthn. Mengenai keluarga beliau, penulis mendapati bahwa ayah beliau adalah ahli hadis dan ahli qiraat, lagi tsiqah.   Adz-Dzahabiy berkata mengenai Imam Ad-Dāraquthniy, “Beliau bagaikan lautan ilmu, termasuk kalangan ulama dunia, kepadanya berakhir hapalan dan pengetahuan ‘ilal hadis dan para rijalnya, bersamaan dengan keilmuan beliau dalam qiraat dan jalur-jalurnya, kuatnya pengetahuan fiqh, perbedaan pendapat, sejarah perang Nabi, sejarah manusia, dan lain-lain.” Beliau juga ahli dalam bahasa, nahwu, dan sastra.   Imam Ad-Dāraquthniy dalam hal aqidah mengikuti salaf ash-shālih. Hal ini tampak dari karya-karyanya...

Introduction - Hal. xiii - xvii



INTRODUCTION

Pada abad ke-11, Bangsa Viking dari Skandinavia berlayar ke Amerika Utara. Mereka menjelajahi pesisir Atlantik dan mendirikan beberapa permukiman kecil. Di Newfoundland dan Nova Scotia, Kanada, para arkeolog telah menemukan jejak permukiman ini. Tidak ada yang benar-benar tahu mengapa mereka tidak mendirikan koloni-koloni permanen. Mungkin karena terlalu jauh dari tanah air mereka. Hampir di waktu yang bersamaan, banyak orang Skandinavia terlibat dengan penyerangan dan pendirian permukiman di sepanjang pesisir yang sekarang merupakan Britania Raya dan Prancis. Ini mungkin menawarkan hadiah yang lebih besar dibandingkan pergi sepenuhnya ke Amerika Utara.

Ketika bagian barat Kekaisaran Romawi jatuh pada tahun 476, Eropa jatuh ke dalam periode peperangan hampir 1.000 tahun, wabah penyakit dan kesulitan. Periode ini dalam sejarah Eropa sering mengacu kepada Abad Kegelapan (Dark Ages) atau Abad Pertengahan (Middle Ages). Komunikasi di antara bagian-bagian berbeda dari Eropa hampir kosong. Jika bangsa Eropa lainnya tahu mengenai penjelajahan Bangsa Viking ke arah Barat, mereka tidak meninggalkan catatan tentang hal itu. Antara waktu penjelajahan Viking dan perjalanan Christopher Colombus tahun 1492, Eropa banyak mengalami perubahan.

Pada abad ke-15, Eropa telah mengalami banyak kemajuan. Perdagangan di dalam wilayah tersebut dan dengan Timur Jauh telah menciptakan kemakmuran untuk pemerintah dan banyak orang kaya. Gereja Katolik menjadi institusi yang kaya dan kuat. Walaupun perang-perang terjadi dan pemerintahan datang dan pergi, negara-negara Eropa Barat telah menjadi cukup kuat. Selama waktu ini, Eropa menemukan kembali banyak seni dan pengetahuan yang telah ada sebelum jatuhnya Roma. Mereka juga belajar banyak dari perdagangan mereka dengan Timur Dekat dan Timur Jauh. Sejarah menyebut waktu ini dengan “Renaissance” yang berarti “kembali lahir”.

Pada waktu ini, beberapa anggota Gereja Katolik tidak suka dengan arah tujuan gereja tersebut. Orang-orang seperti Martin Luther dan John Calvin berbicara menentang gereja. Mereka segera mendapatkan sejumlah pengikut yang memutuskan bahwa mereka akan melakukan protes dan membentuk gereja mereka sendiri. Anggota-anggota dari gereja-gereja baru ini disebut sebagai Protestan. Gerakan untuk mendirikan gereja-gereja baru ini disebut Reformasi Protestan. Itu akan berdampak besar pada Amerika, karena banyak kelompok Protestan yang meninggalkan Eropa, jadi mereka dapat melakukan ibadah sesuai dengan cara yang mereka inginkan.

Selain perbedaan pendapat agama, masalah muncul dengan jalur perdagangan darat ke Timur Jauh. Ottoman Turki mengontrol tanah di Timur Tengah dan mengganggu perdagangan. Pada waktu itu, para penjelajah Eropa mulai mencari jalur laut ke Timur Jauh. Para penjelajah pertama kali berlayar memutari Afrika. Kemudian seorang Italia bernama Christopher Colombus meyakinkan ratu dan raja Spanyol akan lebih pendek berlayar ke arah Barat menuju Asia daripada berlayar memutari Afrika. Kebanyakan para pelayar dan orang-orang berpendidikan waktu itu tahu bahwa bumi itu bulat. Namun Colombus membuat dua kesalahan dalam perhitungannya. Pertama, dia tak menyadari berapa besar bumi itu, dan kedua dia tak tahu bahwa benua Amerika Utara dan Selatan memblokir rute arah Barat ke Asia.

Ketika Colombus mendarat tahun 1492, dia percaya bahwa dia berada di India, sebagaimana Timur Jauh disebut waktu itu. Selama satu periode waktu setelah Colombus, orang Spanyol mengontrol laut dan penjelajahan yang disebut dengan New World. Inggris mencoba bersaing dengan Spanyol di lautan lepas, tapi kapal mereka tidak cocok dengan benteng-benteng terapung dari kapal-kapal armada Spanyol. Kapal-kapal berat ini dikenal dengan galleon, menguasai Atlantik.

Tahun 1558, semuanya berubah. Armada kapal Inggris bertempur dalam serangkaian pertempuran yang mana kapal mereka lebih kecil tetapi lebih cepat dan lebih bermanuver akhirnya mengalahkan Armada Spanyol. Ini membuka kepada siapa saja yang ingin menyeberangi samudera. Portugal, Belanda, Prancis, dan Inggris semuanya membiayai pelayaran penjelajahan ke New World. Di Amerika Utara, orang Prancis menjelajah jauh ke utara. Orang Spanyol sudah mendirikan beberapa koloni di tempat yang sekarang disebut Florida, sebagian besar dari Karibia, dan banyak Amerika Tengah dan Selatan. Orang Belanda membeli Manhattan dan mendirikan tempat yang menjadi New York, serta berbagai pulau di Karibia, dan daratan di Selatan Amerika. Orang Inggris menguasai sebagian besar pesisir timur Amerika Utara dan mulai membuat koloni dengan berbagai cara.

Beberapa Perusahaan dibentuk di Inggris dan diberi pinjaman kerajaan untuk mendirikan koloni. Beberapa perusahaan mengirimkan militer dan ekspedisi perdagangan untuk menemukan emas dan kekayaan lainnya. Mereka memperkerjakan orang-orang seperti John Smith, Bertholomew Gosnold, dan lain-lain untuk menjelajahi daratan yang telah mereka peroleh. Perusahaan lain menemukan kelompok Protestan yang ingin meninggalkan Inggris dan membuat kesepakatan yang memungkinkan mereka membangun koloni. Tidak peduli dalam keadaan apa koloni didirikan, pemukim pertama menderita kesulitan karena mereka mencoba membangun komunitas di tempat yang bagi mereka adalah alam liar. Mereka juga membuat kesepakatan dengan orang yang sudah ada di sana.

Penduduk asli Amerika tinggal di setiap sudut Amerika. Ada peradaban-peradaban yang luas dan kompleks di Amerika Tengah dan Selatan. Kota tersebut sekarang dikenal sebagai Cahokia yang terletak di sepanjang Sungai Mississippi yang hari ini merupakan Illinois dan mungkin memiliki 50.000 penduduk. Penduduk Cahokia membangun gundukan tanah besar yang masih dapat dilihat hari ini. Ada banyak spekulasi perihal populasi penduduk asli Amerika pada tahun 1492. Beberapa spekulasi meletakkan angka setinggi 40 juta orang.

Sebagian besar penjelajah awal bertemu dengan penduduk asli Amerika. Mereka sering menulis deskripsi perihal mereka untuk orang-orang di Eropa. Mereka juga menculik beberapa orang ini, membawa mereka kembali ke Eropa dan memajang mereka. Terlepas dari jumlah penduduk asli Amerika, mereka tetap mengklaim tanah tersebut sebagai punya mereka. Para penguasa Eropa dan Gereja Katolik waktu itu, mereka merasa punya hak untuk mengambil tanah dari orang-orang yang level teknologinya tak setara dan dari orang-orang yang bukan Kristen.

Komentar