Langsung ke konten utama

Mari Baca ...

Makalah M. Djohandra (11/09/2021) ~ Metode Kitab Sunan Ad-Dāraquthniy

Biografi Penulis Kitab Sejarah Hidup Imam Ad-Dāraquthniy bernama Abū Al-Hasan ‘Ali bin ‘Umar bin Ahmad bin Mahdiy bin Mas'ūd bin An-Nu'mān bin Dīnār bin ‘Abdillāh Al-Baghdādiy, seorang ahli qiraat, al-hāfidzh, dan Amīr Al-Mukminīn fī Al-Hadīts. Beliau lahir di bulan Dzulqa'dah tahun 306 H di Baghdad, di sebuah mahallah (distrik/kampung) yang bernama Dār Al-Quthn. Mengenai keluarga beliau, penulis mendapati bahwa ayah beliau adalah ahli hadis dan ahli qiraat, lagi tsiqah.   Adz-Dzahabiy berkata mengenai Imam Ad-Dāraquthniy, “Beliau bagaikan lautan ilmu, termasuk kalangan ulama dunia, kepadanya berakhir hapalan dan pengetahuan ‘ilal hadis dan para rijalnya, bersamaan dengan keilmuan beliau dalam qiraat dan jalur-jalurnya, kuatnya pengetahuan fiqh, perbedaan pendapat, sejarah perang Nabi, sejarah manusia, dan lain-lain.” Beliau juga ahli dalam bahasa, nahwu, dan sastra.   Imam Ad-Dāraquthniy dalam hal aqidah mengikuti salaf ash-shālih. Hal ini tampak dari karya-karyanya...

First Contacts - Kedatangan Bangsa Eropa

FIRST CONTACTS - KEDATANGAN BANGSA EROPA

Keberadaan Abenaki Barat yang penuh kedamaian dan hidup yang sehat serta seluruh penduduk Amerika asli di New England selamanya berubah oleh datangnya Bangsa Eropa di awal tahun 1600an. Sebelum para pemukim permanen tiba, bangsa Amerika asli sudah mulai sekarat dalam jumlah besar sejak berkontak dengan para pemancing Eropa dan para penjelajah. Pada tahun 1617, sebuah penyakit Eropa, yang mungkin cacar, mulai muncul di wilayah tersebut, tepatnya di mulut Sungai Saco (hari ini Biddeford, Maine). Penyakit tersebut menyebar secara cepat ke hulu dan hilir pantai dan pedalaman di sepanjang sungai-sungai tersebut.

Diperkirakan hanya 5-10 persen penduduk Amerika asli yang terjangkit yang selamat. Dikarenakan epidemi inilah pemukim Eropa paling awal dapat menemukan lokasi pilihan di sepanjang pantai di mana hanya ada sedikit atau tidak ada penduduk asli Amerika. Jika ada Bangsa Eropa yang harus bersaing dengan penduduk Amerika asli yang penuh pra-epidemi, permukiman-permukiman kecil dari Koloni Plymouth di Masschusset dan permukiman-permukiman yang ada di New Hampshire mungkin tak akan ada yang selamat.

Dampak-dampak dari penyakit ini bagi Abenaki Barat mengerikan, tetapi itu bukan masalah mereka satu-satunya. Mereka segera menemukan diri mereka terlibat dalam sejumlah konflik. Karena permukiman-permukiman koloni yang sedang tumbuh, Abenaki kehilangan banyak tanah mereka. Persaingan dalam memburu tanah dengan Suku Iroquois ke arah barat menyebabkan banyak pertempuran berdarah yang mana Abenaki yang kurang kuat sering menderita kerugian yang lebih besar. Karena mereka ditekan ke arah utara oleh para pemukim Eropa, Abenaki Barat menemukan diri mereka beraliansi dengan para pedagang Prancis dan para pendeta di Kanada.

Akhir abad ke-17, serangkaian perang meletus antara Bangsa Prancis dan sekutu mereka Suku Indian dengan para kolonis Inggris. Kebanyakan suku yang berbicara Bahasa Algonqui dari utara, termasuk Abenaki Barat, berperang dengan dan untuk Prancis. Pada Akhir perang Prancis dan Indian di tahun 1763, hampir seluruh penduduk Amerika asli di New Hampshire mati akibat penyakit, terbunuh dalam perang, atau pindah ke arah utara, Kanada.

Komentar