Langsung ke konten utama

Mari Baca ...

Makalah M. Djohandra (11/09/2021) ~ Metode Kitab Sunan Ad-Dāraquthniy

Biografi Penulis Kitab Sejarah Hidup Imam Ad-Dāraquthniy bernama Abū Al-Hasan ‘Ali bin ‘Umar bin Ahmad bin Mahdiy bin Mas'ūd bin An-Nu'mān bin Dīnār bin ‘Abdillāh Al-Baghdādiy, seorang ahli qiraat, al-hāfidzh, dan Amīr Al-Mukminīn fī Al-Hadīts. Beliau lahir di bulan Dzulqa'dah tahun 306 H di Baghdad, di sebuah mahallah (distrik/kampung) yang bernama Dār Al-Quthn. Mengenai keluarga beliau, penulis mendapati bahwa ayah beliau adalah ahli hadis dan ahli qiraat, lagi tsiqah.   Adz-Dzahabiy berkata mengenai Imam Ad-Dāraquthniy, “Beliau bagaikan lautan ilmu, termasuk kalangan ulama dunia, kepadanya berakhir hapalan dan pengetahuan ‘ilal hadis dan para rijalnya, bersamaan dengan keilmuan beliau dalam qiraat dan jalur-jalurnya, kuatnya pengetahuan fiqh, perbedaan pendapat, sejarah perang Nabi, sejarah manusia, dan lain-lain.” Beliau juga ahli dalam bahasa, nahwu, dan sastra.   Imam Ad-Dāraquthniy dalam hal aqidah mengikuti salaf ash-shālih. Hal ini tampak dari karya-karyanya...

Kaedah VI - VII


Kaedah VI : Penekanan (Dagesy/Syiddah) Berat, Ringan, dan Mappik (דְּגֵשִׁים חָזָק, קַל, מַפִּיק)

Sebuah titik dapat diletakkan di dalam setiap huruf Ibrani kecuali huruf א ה ח ע ר. Titik ini dinamakan dengan penekanan, kita gunakan saja di sini istilah dagesy.

Dagesy terbagi menjadi tiga macam :

A. Dagesy Berat (דָּגֵשׁ חָזָק - כַּפְלָן)

Dagesy Khazak - Kaflan ini merupakan istilah untuk dagesy yang diletakkan pada suatu huruf untuk menunjukkan bahwa huruf tersebut didouble. Sehingga mesti dituturkan dengan penekanan.

Contohnya : 

מַלָּח dibaca מַלְ-לָח (pelaut)

קִצּוּב dibaca קִצְ-צוּב (pengkhususan)

Dagesy berat juga disebut dagesy yang didoublekan. Dagesy berat terkadang menunjukkan adanya huruf yang dihapus atau dihilangkan sebelumnya, oleh karena itu penuturannya didoublekan. Hal tersebut merupakan "kompensasi" dari huruf yang dihapus atau dihilangkan tersebut.

Contohnya :

אֶקַּח asalnya אֶלְקַח (aku akan mengambil)

מִשָּם asalnya מִן שָׁם (dari sana)

מַסָּע asalnya מָנְסָע (rihlah)

B. Dagesy Ringan (דָּגֵשׁ קַל - קַשְׁיָן)

Dagesy ringan merupakan dagesy yang datang pada huruf ב ג ד כ פ ת. Efeknya adalah adanya perbedaan bunyi antara keenam huruf tersebut jika dibandingkan antara yang bertitik dengan yang tidak.

C. Dagesy Mappik

Mappik merupakan istilah untuk penekanan atau dagesy yang datang pada huruf ה di akhir suatu kata untuk menunjukkan bahwa ה wajib dituturkan dan tidak boleh diabaikan, serta menunjukkan bahwa ה tersebut bukan huruf panjang (vokal).

Disebut dengan mappik karena dagesy  ini mengeluarkan huruf ה dari hukum huruf-huruf panjang (vokal), dan wajib dieja sebagai sebuah huruf. 

Contohnya : 

נֹגַהּ dibaca נֹגַהְ (berpijar/menyala-nyala)

בִּגְדָהּ dibaca בִּגְדָהְ (pakaiannya)

Kaedah VII : Suku Kata Terbuka & Suku Kata Tertutup (הֲבָרוֹת פִּתוּחוֹת וּסְגוּרוֹת)

Setiap suku kata bisa terdiri dari satu huruf satu penanda vokal, bisa juga terdiri dari sejumlah huruf satu penanda vokal.

Contoh kata bersuku kata satu : גָּד

Contoh kata bersuku kata dua : אָשֵׁר

Contoh kata bersuku kata tiga : יִשְׁרָאֵל

Dan seterusnya.

Suku kata ada dua macam

A. Suku Kata Terbuka

Yaitu suku kata yang diakhiri dengan (huruf bertanda) vokal, yakni tidak didapati setelah huruf (bertanda) vokal tersebut schwa sempurna ataupun dagesy (penekanan). Selain disebut suku kata terbuka, suku kata jenis ini juga disebut suku kata sederhana.

Contohnya : שָׁנָה - שָׁ נָה (tahun), תְּמִימָה - תְּמִי מָה (disempurnakan), dll

B. Suku Kata Tertutup

Yaitu suku kata yang diakhiri suatu huruf. Setelah suku kata yang hurufnya (bertanda) vokal, datang huruf berschwa sempurna atau pada huruf selanjutnya di suku kata kedua terdapat dagesy berat (yang mendoublekan huruf dan menghubungkannya dengan yang semisalnya pada suku kata sebelumnya). 

Suku kata ini juga disebut dengan suku kata tertutup atau terstruktur (murakkab). Contohnya :

יַלְקוּט - יַלְ קוּט (tas sekolah)

כָּדּוּר - כָּ דּוּר = כָּדְ דוּר (bola)

Komentar