Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Mari Baca ...

Makalah M. Djohandra (11/09/2021) ~ Metode Kitab Sunan Ad-Dāraquthniy

Biografi Penulis Kitab Sejarah Hidup Imam Ad-Dāraquthniy bernama Abū Al-Hasan ‘Ali bin ‘Umar bin Ahmad bin Mahdiy bin Mas'ūd bin An-Nu'mān bin Dīnār bin ‘Abdillāh Al-Baghdādiy, seorang ahli qiraat, al-hāfidzh, dan Amīr Al-Mukminīn fī Al-Hadīts. Beliau lahir di bulan Dzulqa'dah tahun 306 H di Baghdad, di sebuah mahallah (distrik/kampung) yang bernama Dār Al-Quthn. Mengenai keluarga beliau, penulis mendapati bahwa ayah beliau adalah ahli hadis dan ahli qiraat, lagi tsiqah.   Adz-Dzahabiy berkata mengenai Imam Ad-Dāraquthniy, “Beliau bagaikan lautan ilmu, termasuk kalangan ulama dunia, kepadanya berakhir hapalan dan pengetahuan ‘ilal hadis dan para rijalnya, bersamaan dengan keilmuan beliau dalam qiraat dan jalur-jalurnya, kuatnya pengetahuan fiqh, perbedaan pendapat, sejarah perang Nabi, sejarah manusia, dan lain-lain.” Beliau juga ahli dalam bahasa, nahwu, dan sastra.   Imam Ad-Dāraquthniy dalam hal aqidah mengikuti salaf ash-shālih. Hal ini tampak dari karya-karyanya...

Ikmâl Al-Mu’lim bi Fawâid Muslim karya Al-Qâdhiy ‘Iyâdh (476 - 544 H / sekitar 1083 - 1149 M)

Sebab Penulisan Al-Qâdhiy ‘Iyâdh dulu semasa hidupnya mengadakan majelis reguler bagi para pelajar. Di majelis tersebut, mereka membacakan Shahîh Muslim kepada Al-Qâdhiy ‘Iyâdh dengan pembacaan komprehensif terhadap matan-matan hadisnya, mendiskusikan sanad-sanadnya, dan memahami permasalahan  musthalah hadis  yang dihimpun Imam Muslim dalam muqaddimah -nya. Para murid Al-Qâdhiy ‘Iyâdh merasakan ilmu dan manfaat yang melimpah dari majelis ini, serta tambahan-tambahan penting lainnya mengenai apa yang mereka dapati dari sumber-sumber yang ada pada mereka. Keinginan mereka itu agar beliau menuliskannya semakin besar dan mereka bersikeras agar Al-Qâdhiy ‘Iyâdh mengumpulkan hal tersebut untuk mereka dalam suatu kitab agar mereka dapat mengambil ilmu dan manfaat darinya. Walaupun Al-Qâdhiy ‘Iyâdh menerima permintaan ini, beliau belum memiliki kesempatan untuk merealisasikan kitab tersebut, karena beliau sibuk dengan masalah kehakiman dan mengajar. Ketika beliau terbebas dari ...

Hubungan Antara Tasawuf Al-Ḥallâj, Tasawuf Al-Gazzâlî, dan Tasawuf Ibnu ‘Arabî (Ustadz Muafa)

Ringkasnya begini;  Pertama-tama citra tasawuf dirusak oleh al-Ḥallāj, kemudian dibersihkan susah payah oleh al-Gazzālī, kemudian dihancurkan lagi oleh tasawuf Ibnu ‘Arabī. Uraian: Salah satu dimensi terpenting ajaran Nabi ﷺ adalah pembersihan jiwa dalam rangka mendekatkan diri  kepada Allah.  Lama-lama ajaran itu membentuk menjadi ilmu terstruktur. Yakni ketika sudah sering didiskusikan, dikaji, dan disistematisasi. Lahirlah istilah ilmu tasawuf. Faktor yang mendorong munculnya ilmu jenis ini adalah mulai munculnya kemewahan sesudah zaman Nabi ﷺ dan sahabat. Munculnya mirip ilmu fikih. Jika ilmu tasawuf muncul sebagai akibat problem keringnya hati dan jauhnya dari cara hidup spiritual Nabi ﷺ akibat kemewahan dan terbukanya dunia , maka  ilmu fikih muncul akibat banyak problem yang tidak ada di zaman Nabi ﷺ dan Sahabat yang butuh dipecahkan aspek hukumnya . Tapi tasawuf generasi awal masih bagus-bagus . Keterikatannya terhadap Al-Qur’an Sunah sangat kuat. Tujuannya ...