Biografi Penulis Kitab Sejarah Hidup Imam Ad-Dāraquthniy bernama Abū Al-Hasan ‘Ali bin ‘Umar bin Ahmad bin Mahdiy bin Mas'ūd bin An-Nu'mān bin Dīnār bin ‘Abdillāh Al-Baghdādiy, seorang ahli qiraat, al-hāfidzh, dan Amīr Al-Mukminīn fī Al-Hadīts. Beliau lahir di bulan Dzulqa'dah tahun 306 H di Baghdad, di sebuah mahallah (distrik/kampung) yang bernama Dār Al-Quthn. Mengenai keluarga beliau, penulis mendapati bahwa ayah beliau adalah ahli hadis dan ahli qiraat, lagi tsiqah. Adz-Dzahabiy berkata mengenai Imam Ad-Dāraquthniy, “Beliau bagaikan lautan ilmu, termasuk kalangan ulama dunia, kepadanya berakhir hapalan dan pengetahuan ‘ilal hadis dan para rijalnya, bersamaan dengan keilmuan beliau dalam qiraat dan jalur-jalurnya, kuatnya pengetahuan fiqh, perbedaan pendapat, sejarah perang Nabi, sejarah manusia, dan lain-lain.” Beliau juga ahli dalam bahasa, nahwu, dan sastra. Imam Ad-Dāraquthniy dalam hal aqidah mengikuti salaf ash-shālih. Hal ini tampak dari karya-karyanya...
Alternasi Konsonan Tunggal dengan Konsonan Ganda Dalam sejumlah kecil kata benda yang berakhiran dengan b, t, d, k, l, s, z, m, dan n, konsonan akhir digandakan ketika suatu vokal dilampirkan kepadanya. Ini adalah kata-kata yang dipinjam dari Bahasa Arab, yang mana, pada akar aslinya, punya geminate (tasydid), yaitu konsonan ganda. Dalam Bahasa Turki, kata semacam itu muncul dengan konsonan tunggal dalam bentuk sederhananya atau ketika diikuti oleh sufiks yang diawali konsonan. Contoh: hak > haklar > ha kk ın his > hisler > hi ss i sır > sırlar > sı rr ı hat > hatlar > demiryolu ha tt ı (jalur kereta api) zıt > zıtsa > zı dd ı Beberapa kata ini menjaga konsonan ganda aslinya ketika bergabung dengan kata bantu et- (melakukan) dan ol- (menjadi): hallet - (menyelesaikan), hallol - (diselesaikan), hisset - (merasakan). Yang lain muncul dalam penggabungan nominal-verba dengan konsonan tunggal: hak et- . Harus diperhatikan bahwa karena akar kata sede...