Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2022

Mari Baca ...

Makalah M. Djohandra (11/09/2021) ~ Metode Kitab Sunan Ad-Dāraquthniy

Biografi Penulis Kitab Sejarah Hidup Imam Ad-Dāraquthniy bernama Abū Al-Hasan ‘Ali bin ‘Umar bin Ahmad bin Mahdiy bin Mas'ūd bin An-Nu'mān bin Dīnār bin ‘Abdillāh Al-Baghdādiy, seorang ahli qiraat, al-hāfidzh, dan Amīr Al-Mukminīn fī Al-Hadīts. Beliau lahir di bulan Dzulqa'dah tahun 306 H di Baghdad, di sebuah mahallah (distrik/kampung) yang bernama Dār Al-Quthn. Mengenai keluarga beliau, penulis mendapati bahwa ayah beliau adalah ahli hadis dan ahli qiraat, lagi tsiqah.   Adz-Dzahabiy berkata mengenai Imam Ad-Dāraquthniy, “Beliau bagaikan lautan ilmu, termasuk kalangan ulama dunia, kepadanya berakhir hapalan dan pengetahuan ‘ilal hadis dan para rijalnya, bersamaan dengan keilmuan beliau dalam qiraat dan jalur-jalurnya, kuatnya pengetahuan fiqh, perbedaan pendapat, sejarah perang Nabi, sejarah manusia, dan lain-lain.” Beliau juga ahli dalam bahasa, nahwu, dan sastra.   Imam Ad-Dāraquthniy dalam hal aqidah mengikuti salaf ash-shālih. Hal ini tampak dari karya-karyanya...

Pelenyapan Imam Ketiga Bani ‘Abbas, Ibrahim

Ibrahim al-Imam melakukan pemberontakan setelah terjadinya kekacauan dalam tubuh Bani Umayyah. Khalifah Marwan menawannya dan membunuhnya bersama 10 amir Bani Umayyah. Al-Saffah membalaskan dendam saudaranya dan mendirikan Dinasti Abbasiyah yang kemudian bertahan selama 800 tahun. Ia adalah sosok yang mencetuskan pemberontakan Abbasiyah, pemimpin ‘tersembunyi’ Khurasan dan Persia ketika pemberontakannya berhasil menguasai wilayah tersebut. Ia dibunuh pada 8 Shafar 132 H, yang bertepatan dengan 26 September 749 M. Masa Awal Hidupnya Ia dilahirkan di al-Humaimah , Pegunungan al-Syarah , bagian wilayah Damaskus pada tahun 82 H atau 701 M. Ia merupakan putra dari imam Bani ‘Abbas kedua yaitu Muhammad al-Kamil . Ia menikah dengan Umm Ja’far binti ‘Ali bin al-Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib. Ia adalah orang yang paling tinggi kedudukan dan paling besar tanggung jawabnya di antara para saudaranya. Ia adalah orang memiliki kekuatan besar di Makkah dan Madinah, seorang yang dermawan, memiliki ke...

Kemenangan Abbasiyah di Perang Bagrevand

  Untuk pertama kalinya Bangsa Arab berhasil menguasai Armenia secara langsung. Pasukan mereka dikalahkan dan raja mereka terbunuh. Sejarah Kaukasia berubah untuk selamanya. Perang Bagrevand dipandang sebagai salah satu pertempuran sengit terbesar dalam sejarah walaupun tidak terkenal. Kebesarannya dipandang dari perubahan yang terjadi pasca berakhirnya. Pada perang ini, pasukan Abbasiyah berhasil menang di bawah pimpinan ‘Amr bin Isma’il dari pasukan Armenia yang dipimpin oleh Raja Smbat VII Bagratuni dan Raja Musyeg VI Mamikonian. Keduanya pada akhirnya terbunuh. Perang ini terjadi pada 18 Jumadil Akhir 158 H yang bertepatan dengan 25 April 775 M. Armenia pada Masa Khulafaur Rasyidun dan Dinasti Umayyah Baik pada masa Khulafaur Rasyidun ataupun Dinasti Umayyah, Bangsa Arab belum berhasil menguasai Armenia secara langsung. Pada tahun 640 M, terjadi kesepakatan bahwa Armenia tetap memerintah mandiri tetapi harus bayar jizyah. Pada masa Dinasti Umayyah, Armenia lepas dari pemerintah...

Khalifah ‘Abdul Malik bin Marwan

Berikut 10 poin penting yang sudah diringkas dari perjalanan hidup sang pemimpin besar ini: Ia lahir di Kota Madinah pada tahun 26 H, yang bertepatan dengan tahun 646 M pada masa Khalifah ‘Utsman bin ‘Affan. Ayahnya adalah Khalifah Marwan bin al-Hakam, sedangkan ibunya bernama ‘Aisyah binti Mu’awiyah bin al-Mughirah. Sejak kecil ia sudah mendalami ilmu agama. Ia adalah salah seorang yang terkenal karena ilmu, kefakihan, serta ibadahnya. Al-A’masy meriwayatkan dari Abu al-Zinad, “Ahli fikih Madinah itu ada empat orang: Sa’id bin al-Musayyib, ‘Urwah bin al-Zubair, Qabishah bin Dzu’aib, dan ‘Abdul Malik bin Marwan.” Peristiwa politik pertama yang ia saksikan adalah pembunuhan Khalifah ‘Utsman, ketika itu ia berusia 10 tahun. Pada masa pemerintahan Mu’awiyah bin Abi Sufyan, ia mendapatkan jabatan pertamanya. Ia ditunjuk oleh Mu’awiyah untuk menjadi kepala daerah Hajar, kemudian kepala dewan Madinah. Ia turut serta dalam kampanye militer ke Romawi dan Afrika. Ia juga pernah diberi tanggung ...

Syahidnya ‘Abdurrahman al-Ghafiqiy

Berikut 10 poin penting dari perjalanan hidup sang panglima perang besar ini: Ia bernama Abu Sa’id ‘Abdurrahman bin ‘Abdillah bin Bisyr bin al-Sharim al-Ghafiqiy. Ia lahir di Tihamah sekitar tahun 670 M. Al-Ghafiqiy merupakan seorang tabi’in. Ia meriwayatkan hadis dari ‘Abdullah bin ‘Umar. ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz dan ‘Abdullah bin ‘Iyadh meriwayatkan dari dirinya. Abu Dawud dan Ibn Majah juga memasukkan riwayatnya dalam kitab keduanya. Ia menetap di Tihamah hingga ia memutuskan untuk pindah ke Afrika pada tahun 703 M demi mengikuti gerakan jihad. Di sana ia berkenalan dengan ‘Abdul ‘Aziz bin Musa bin Nushair. Ia merupakan salah seorang yang bergabung dengan pasukan Musa bin Nushair ketika memasuki Andalusia pada tahun 712 M. Ia menjadi orang terdekat amir pertama Andalusia yaitu ‘Abdul ‘Aziz bin Musa dan yang menunjuknya menjadi komandan pasukan di pesisir timur Andalusia pada tahun 714 M. Dalam beberapa tahun, ia sibuk dengan menambah jumlah pasukannya. Pada tahun 721 ...

Terbunuhnya Khalifah Abbasiyah Muhammad al-Amin

Kejadian ini terjadi pada 25 Muharram 198 H yang bertepatan dengan 25 September 813 M. Biografi Singkat Al-Amin bernama asli Muhammad bin Harun bin Muhammad bin ‘Abdillah bin Muhammad bin ‘Ali bin ‘Abdillah bin al-‘Abbas, seorang khalifah ke-6 Abbasiyah. Ia menjabat sebagai khalifah dalam rentang tahun 193-198 H yang bertepatan dengan 809-813 M. Ia adalah seorang yang berpendidikan baik, luas pengetahuan dalam hal bahasa, fikih, sastra, dan sejarah. Para gurunya yang bertanggung jawab dalam pendidikannya seperti al-Kisa’iy dan al-Ashma’iy menjadi saksi kecerdasannya. Oleh karena itu ia mendapat tempat untuk dipuji dan disebut-sebut oleh para penyair di masanya. Di Antara Pencapaian pada Masanya Memberikan harta yang sangat banyak kepada para mujahid. Mengarahkan pasukan untuk memerangi Romawi. Memberikan penjagaan dan perhatian terhadap kota-kota yang berbatasan dengan Romawi. Pada tahun 193 H/809 M, ia memerintahkan untuk membangun Kota Adana, memperkokoh bangunannya dan membentenginy...

10 Kesalahan dari Peradaban Islam Andalusia

Peradaban Islam Andalusia dimulai tahun 711 M dan berakhir pada tahun 1492 M. Selama masa yang panjang ini, terjadi banyak kesalahan, malapetaka, dan pengkhianatan yang menghantarkan kepada berakhirnya peradaban yang hebat ini. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan tersebut kita dapat menjaga diri dari kehilangan Andalusia Baru. Kejadian-kejadian tersebut di antaranya adalah sebagai berikut: Penindasan dan Pembunuhan terhadap Para Penakluk Andalusia Pada tahun 716 M, Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik melakukan penindasan terhadap tiga orang penakluk Andalusia, yaitu Musa bin Nushair, Thariq bin Ziyad, dan Abdul Aziz bin Musa bin Nushair. Ibn ‘Idzariy menyampaikan bahwa Sulaiman bin Abdul Malik menyengsarakan Musa bin Nushair dan Thariq bin Ziyad, kemudian ia memerintahkan untuk membunuh Abdul Aziz bin Musa bin Nushair, kepalanya dibawa ke hadapan khalifah. Ia kemudian menunjukkan kepala itu kepada Musa bin Nushair seraya berkata, “Tahukah kau siapa ini?”. Musa menjawab, “Aku tahu, dia ...

Pembebasan al-Quds dari Pendudukan Bangsa Frank

Pembebasan al-Quds ini dilakukan dengan dipimpin oleh penguasa Mesir dan Syam, Sultan Shalahuddin al-Ayyubiy. Ini terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Abbasiyah ke-34 Ahmad al-Nashir li-Dinillah. Tepatnya 27 Rajab 583 H atau 2 Oktober 1187 M. Awal Mula Pengepungan al-Quds Pasca kemenangan dalam Perang Hittin, 4 Juli 1187 M, Shalahuddin sampai di al-Quds pada hari Kamis, 11 Rajab 583 M atau 20 September 1187 M dari arah Mata Air Gihon (Silwan) hingga air pun dekat dengan pasukannya. Ia memerintahkan pasukannya agar mengepung kota dengan formasi mengeliling. Pada hari Jumatnya kaum muslimin salat di atas perbukitan sekitarnya. Setelah salat, mereka mulai menyerang. Di dalam kota, tidak ada pasukan yang cukup besar untuk melindunginya dari serangan Shalahuddin. Jumlah pasukan yang mempertahankan kota tidak lebih dari 1400 tentara. Selebihnya adalah para fakir miskin dan orang-orang yang tidak memiliki pengalaman dan kemampuan dalam berperang. Peperangan dengan Bangsa Frank Balian d’Ibe...

Ahmad al-Nashir: Salah Satu Khalifah Terkuat Abbasiyah

Ia dilahirkan di Baghdad, pada 10 Rajab 553 H yang bertepatan dengan 7 Agustus 1158 M. Ayahnya adalah Khalifah Hasan al-Mustadhi’, sedangkan ibunya adalah Zumurrud Khatun, pemilik Masjid Zumurrud di Baghdad. Di Makkah, ibunya memiliki ribat yang terletak di Utara Masjid al-Haram. Dahulunya ribat ini dikenal dengan nama Ribat Umm al-Khalifah. Masa Kekhalifahannya Ia menjabat sebagai khalifah pada tahun 575 H yang bertepatan dengan tahun 1180 M setelah ayahnya wafat dan memerintah selama sekitar 45 tahun. Pada tahun-tahun awal pemerintahannya, ia memadamkan kekuatan Bani Seljuk di Persia. Ia mengobarkan penentangan terhadap sultan Seljuk. Syah Khwarezmia, Tekisy menyerang Bani Seljuk dan mengalahkan mereka. Tekisy pun memberikan wilayah-wilayah pemerintahan yang berhasil diambilnya di Persia dari Bani Seljuk kepada khalifah. Mereka pun memanjatkan doa dari sana untuk khalifah di setiap khutbah. Menyamar untuk Mengetahui Kondisi Rakyat Pada tahun 1185 M, seorang penjelajah bernama Ibn Jub...

Dinasti Seljuk dari Awal Berdirinya Hingga Runtuhnya

Nama Seljuk naik ke “permukaan alam” secara tiba-tiba, di mana mereka dahulu hanyalah sebuah kabilah, tetapi berubah dengan cepat menjadi sebuah kekaisaran yang sangat luas yang kemudian terpecah menjadi beberapa negeri dan masing-masing negeri tersebut berakhir dengan cara yang berbeda-beda. Awal Mula dan Asal-Usul Bani Seljuk Sekitar tahun 985 M, Seljuq bin Duqaq, seorang tetua salah satu kabilah Turki Gazi, memimpin kabilahnya dari negeri Kasygar masuk ke wilayah Dinasti Abbasiyah di kawasan pemerintahan Bani Gaznawi. Masuk Islamlah Seljuq dan seluruh yang mengikutinya dari pihak kabilah, serta tunduk di bawah pemerintahan Bani Gaznawi. Setelah wafatnya Seljuq pada tahun 1009 M, kepemimpinan diambil alih oleh putra tertuanya yang bernama Israil. Bani Seljuk pun mempunyai kekuatan militer yang besar. Hal ini membuat Sultan Mahmud Gaznawi khawatir dan memenjarakan pemimpin mereka, Israil. Mikail bin Seljuq kemudian mengambil alih kepemimpinan Bani Seljuk. Ia mendapati bagaimana kekuat...